Dec 17, 2010

Mengurus Perpanjangan SIM di Bogor

Kira-kira dua minggu lalu saya memperpanjang SIM motor. Prosesnya ternyata sekarang tidak seperti yang saya perkirakan. Tahulah, biasanya yang namanya memperpanjang SIM biasanya sudah terkenal dengan urusannya pasti dipersulit kalo tidak menggunakan calo.

Sebelumnya saya berfikir untuk menggunakan calo lagi agar urusan cepat selesai dan tidak dipersulit. Ingin cepat  selesai karena saya tidak punya banyak waktu, dimana waktu yang saya miliki untuk urusan seperti ini hanya hari Sabtu berhubung hari Senin hingga Jumat saya bekerja di kota yang berbeda dengan kota tempat saya tinggal (tempat SIM terdaftar).



Namun akhirnya saya memberanikan diri untuk mengurus SIM sendiri tanpa menggunakan calo, sekalian ingin tahu juga apakah sistem Perpanjangan/Pembuatan SIM sudah berubah atau belum setelah banyak sekali berita-berita yang menyudutkan Polisi tentang keburukan sistemnya. Siapa tahu dengan adanya berita-berita yang menyudutkan Polisi tersebut, paling tidak mereka jadi agak takut untuk berbuat yang tidak benar karena bisa langsung masuk TV, koran, atau majalah.

Nah, itu pendahuluan dari saya. Sekarang saya ceritakan pengalaman saya:
1. Saat hendak masuk kantor Polisi, saya ditawarkan untuk parkir di luar saja oleh orang yang melambaikan tangannya kepada saya. Kalau dilihat gelagatnya, mungkin dia seorang calo. Namun saya tidak menanggapi dan tetap masuk ke tempat parkir di dalam Kantor Polisi.

2. Setelah selesai parkir, saya langsung menuju loket perpanjangan SIM, disana petugas loket menanyakan  kepentingan saya. Setelah saya bilang hendak memperpanjang SIM, petugas loket meminta saya menunjukkan SIM dan KTP. Setelah saya perlihatkan, kemudian dia memberi saya map dan bilang agar saya menyiapkan fotokopi KTP sebanyak 1 (satu) buah dan kemudian melakukan cek kesehatan.

3. Kemudian saya langsung melakukan cek kesehatan, di ruang kesehatan dilakukan pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, dan tes warna. Disana saya diminta Rp. 15.000. Langsung saja saya bayar. Oh ya saya tidak menerima kwintansi pembayaran atas tes ini. Saya tidak tahu biaya tersebut resmi atau tidak. Tetapi tes kesehatan tersebut berjalan cepat dan tidak dipersulit.

4. Setelah selesai tes kesehatan, saya diminta ke loket BRI. Sampai disana saya diminta membayar Rp. 75.000,- . Ini memang biaya resmi dan ada kuitansi pembayarannya.

5. Setelah selesai membayar saya diminta menunggu untuk dipanggil pengisian formulir perpanjangan dan pembuatan foto digital.


6. Setelah mengisi formulir dan pembuatan foto, saya menunggu di tempat pengambilan SIM.

7. Nama saya dipanggil untuk mengambil SIM...dan selesai.





Kesimpulannya:
1. Perpanjangan SIM ternyata tidak berbelit, total yang waktu yang saya butuhkan adalah sekitar 1,5 jam. Waktu yang paling lama adalah waktu menunggu untuk dipanggil mengisi formulir, kira-kira membutuhkan waktu 1 jam.

2. Prosesnya mudah, pengalaman yang saya ambil ialah saya harus percaya diri dan memberanikan diri untuk tidak menggunakan calo. Sepertinya polisi pun saat ini tidak banyak berani berbuat macam-macam untuk mempersulit pengurusan SIM, karena mungkin pengawasan dari atasannya sudah semakin ketat dan mungkin sistemnya sudah mulai berubah ke arah yang lebih baik atau juga karena sekarang ini segala sesuatu mudah dimasukkan ke Surat Pembaca..entahlah  :D

4. Memperpanjang SIM tidak diperlukan tes/ujian.

Saya cukup terkesan dengan pengurusan perpanjagan SIM saat ini..walaupun kritik saya ialah polisi-polisi itu masih sulit senyum :). Apa memang mereka harus begitu ya?

(fay/fay)

No comments:

Post a Comment